Mengenal dirimu membuat aku banyak belajar. Mulai dari belajar
memahami, belajar menerima, belajar mengartikan, belajar sabar, belajar untuk
menahan emosi, belajar memberi arti, belajar mengartikan sesuatu, hingga
belajar untuk menempatkan diri pada suatu kondisi.
Setiap hari aku mencoba mencari kabar tentangmu hanya sekedar
ingin tau apakah keadaanmu baik-baik saja. Namun saying perhatianku untuknya
selama ini hanya dianggap sebagai angin lewat. Padahal semua perhatianku untukmu
selama ini ku lakukan karena memang aku tak ingin terjadi apa-apa denganmu.
Setiap kali bertemu denganmu, yang terlintas dipikiranku
hanyalah semua kenangan indah yang pernah aku alami bersamamu. Namun ketika
dirimu tak bersamaku, yang ada dipikiranku hanyalah rasa sakit hati yahg begitu
mendalam karena sikapmu kepadaku selama ini.
Apa yang lebih pahit dari menunggu yang tidak pasti? Ya seperti
sebuah cinta yang kita jalani saat ini. Antara aku dan kamu, yang berbeda dari
berbagai sisi. Perbedaan demi perbedaan tidak teratasi, bukan hanya dari dalam
tapi juga dari luar diri, dan semua berkumpul menjadi emosi.
Aku sudah tau apa akhir dari hubungan ini. Tapi aku tetap
memaksakan keadaan. Waktu itu adalah waktu yang tidak aku tunggu, tapi tetap
akan datang. Aku hanya ingin menghabiskan w=detik demi detik sebuah penantian
menuju perpisahan dan membuatmu bahagia. Namun sepertinya hal itu mustahil
bagiku. Semakin aku menunggu waktu itu, semakin sakit hati ini aku siapkan. Kepedihan
yang akan berlangsung selamanya. Dan ketika aku terluka dengan keadaan ini,
semoga kamu selalu berbahagia dengannya.
“oh mengapa.. tak bisa dirimu
yang mencintaiku tulus dan apa adanya. Aku memang bukan manusia sempurna, tapi
ku layak dicinta karena ketulusan. Kini biarlah waktu yang jawab semua.. Tanya hatikuu…”
{pasto-tanya hati}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar