 |
it's too hard if I stay |
Andai kau tahu, aku masih
mencintaimu sedalam ketika kita pertama kali bertemu. Aku masih mencintaimu,
sekuat ketika pertama kali mengenalmu. Aku masih mencintaimu, seperti pertama
kali kita menghabiskan waktu bersama. Aku masih mencintaimu, bahkan ketika kamu
memilih pergi dari hidupku dengan alasan yang tidak aku pahami sama sekali,
dengan alasan klise yang sulit kuterima dengan logika.
Aku merasa sangat kehilangan, meskipun
mungkin kamu tidak merasakan apa-apa. Aku merasa takut kehilangan, meskipun
kamu bukan milikku. Aku merasa kehilangan, kehilangan harapan yang telah susah
payah kubangun untukmu.
Sebelum kamu pergi, biarkan aku meninggalkan
kesan, setidaknya di ingatanmu. Bahwa ada seseorang yang menjaga perasaannya,
yang tidak mengubah perasaannya, ketika dia tahu kamu tidak bisa dimiliki oleh
dia satu-satunya. Sebelum ini semua berakhir, aku hanya ingin membuatmu paham,
mungkin saja perasaan yang aku miliki masih sama, bahkan ketika kamu menjauh
dan menganggapku tidak pernah jadi bagian dalam hidupmu.
Semua waktu-waktu sedih itu akan
datang. Jadi, dalam sisa waktu kita yang sebentar, aku hanya ingin membuatmu
mengerti, perempuan yang paling mencintaimu sebenarnya adalah perempuan yang
tidak memaksakan kehendaknya untuk memilikimu. Justru, dia yang paling
mencintaimu adalah dia yang membiarkanmu terbang mengejar impian yang kauanggap
benar, sambil bersabar menunggumu pulang.
Aku tidak tahu apa yang harus aku
lakukan sekarang. Apakah aku harus lari atau aku cukup diam saja dan menganggap
semua tidak pernah terjadi? Apakah aku harus bersikap biasa saja, tetap
mencintaimu seperti kemarin-kemarin, dan menganggap semua perlakuan serta
ucapan manismu bukanlah bualan?
Kita sama-sama hadir dari
kegelapan. Kita sama-sama gelap. Dan, percayakah kamu bahwa semua gelap akan
menemukan terang di ujung jalan?
Untukmu,
yang tidak akan pernah
tahu,
dan tidak akan mau
tahu,
siapa yang paling terluka,
dalam hal ini.