Telah Berakhir
Kamu pernah menjadi bagian hari-hariku. Setiap hari, kuhabiskan beberapa waktuku untuk membaca bbm darimu. Tawamu, pelukan berbentuk tulisan, dan canda kita selalu membuatku tersenyum. Hingga tanpa disadari perasaan ini menjadi sangat dalam. Pertama kali melihatmu, aku tahu bahwa suatu saat nanti kita bisa berada dalam suatu hubungan yang special. Kebahagiaanku mulai hadir ketika kamu menyapaku terlebih dahulu. Semua begitu bahagia… dulu.
Aku terlalu menganggap semua perhatian darimu adalah bentuk dari cinta. Aku sudah berharap lebih. Kuberikan sepenuhnya perhatianku untukmu. Sayangnya, semua hal itu seakan tak bermakna untukmu. Aku tahu bahwa dirimu lebih senang menunggu, dan lebih senang untuk membiarkan semua berjalan apa adanya. Namun apalagi yang kau tunggu jika kau sudah tau bahwa aku mencintaimu? Kamu, Aku yakin bahwa tak mungkin kau tak tahu bahwa aku ada perasaan special untukmu.
Kini, semua telah berakhir, ya berakhir tanpa ucapan pisah. Perjuanganku terhenti karena memang aku merasa tak pantas lagi untuk memperjuangkan semua ini. Nampaknya sudah ada seseorang baru yang lebih baik dan jauh lebih sempurna daripada aku.
Setelah tahu tentang semua itu, apakah kamu pernah menghargai sedikit saja perasaanku? Ini semua terasa aneh bagiku. Kita yang dulu pernah dekat, walau tak punya status apa-apa, tiba-tiba menjauh tanpa sebab. Aku yang terbiasa dengan sapaanmu di bbm harus terpaksa merelakan semuanya. Aku berusaha untuk memahami itu. Aku selalu berusaha meyakini diriku sendiri bahwa semua sudah berakhir dan aku tak boleh lagi berharap terlalu jauh.
Setiap hari, aku selalu berusaha menganggap semua baik-baik saja. Namun tak mudah meyakinkan diriku sendiri untuk segera melupakanmu dan menganggap bahwa kejadian ini tak pernah terjadi. Sementara ini saja, aku tak pernah kuat melihatmu bersamanya. Sulit bagiku menerima kenyataan bahwa kamu yang aku cintai lebih memilih pergi.
Aku tak tahu apa salahku sehingga kita yang baru saja dekat, baru saja mencoba manisnya cinta, harus terhempas ke realita hidup yang menyakitkan.
Kini, aku mengingatmu sebagai sosok yang pernah hadir untukku, meskipun tak pernah benar-benar tinggal. Kini aku juga sadar bahwa diriku hanyalah persinggahan sementara untukmu. Semoga kali ini kau paham, aku berjuang setiap hari untuk melupakanmu. Aku memaksa diriku agar tak lagi mengingat semua kejadian yang pernah terjadi di antara kita.
Wow tulisanya bagus banget hehe sungguh mengharukan buat yang baca tulisan ini :)
BalasHapus