Sabtu, 21 Juni 2014

sadarkah kamu?

Awalnya, semua berjalan sederhana. Kita bercanda, kita tertawa, dan kita membicarakan hal-hal manis, walaupun segala percakapan itu hanya tercipta melalui pesan singkat (BBM). Perhatian yang mengalir darimu dan perbincangan manis kala itu hanya kuanggap sebagai hal yang tak perlu dimaknai dengan luar biasa.
Kehadiranmu membawa perasaan lain. Hal berbeda yang kamu tawarkan padaku turut membuka mata dan hatiku dengan lebar. Aku tak sadar, bahwa kamu datang memberi perasaan aneh. Ada yang hilang jika sehari saja kamu tak menyapaku melalui chat BBM. Setiap hari ada saja topik menarik yang kita bicarakan, sampai pada akhirnya kita berbicara hal paling menyentuh; cinta.
Hari-hari ku lewati dengan penuh tanda Tanya, “apa yang sedang ku lalui bersamanya?” ternyata, ketakutanku terjawab sudah, kamu menjauhiku tanpa alasan yang jelas. Kamu pergi tanpa ucapan pisah, dan jujur, aku merasa kehilangan.
kini aku menyerah. aku sadar bahwa bukan aku yang selalu kamu impikan. Aku mulai tahu kalau ternyata sikap baik kamu ga berarti kalau kamu punya rasa yang sama seperti rasaku untukmu. Aku paham bahwa semua perhatianmu selama ini hanyalah sebuah perhatian kecil yang kamu anggap biasa, meskipun aku menanggapinya dengan luar biasa. Aku ngerti, sampai kapanpun aku ga akan bisa jadi apa yang kamu mau. Aku juga tahu, rasa sayang itu urusan hati, dan aku ingat bahwa yang namanya perasaan selalu berjalan sendiri tanpa kita tahu tentang apa yang kita rasakan.
Sadarkah kamu bahwa ada seseorang yang selama ini selalu memperhatikan setiap langkahmu? sadarkah kamu bahwa selama ini ada seseorang yang selalu giat bercerita tentangmu kepada sahabatnya hingga sahabatnya merasa bosan dan lelah? Sadarkah kamu bahwa ada seseorang yang selalu mengerti dan merasakan masalahmu ketika tak ada satupun orang yang mendukungmu? Dan apakah ada orang lain yang selalu siap mengertimu saat kamu dalam kesibukanmu, seperti aku yang selalu mengerti dirimu?
Sudahlah, mungkin memang seharusnya aku tak terlalu mempermasalahkan hal ini lagi. Aku sudah lelah dengan semua perdebatan yang sempat kita lakukan sebelum pada akhirnya kita memutuskan untuk saling menjaga jarak. namun dibalik semua ini, sebenarnya aku menyukai kehadiranmu, dan kedekatan kita selama satu bulan ini benar-benar mengajariku banyak hal. Terima kasih :)
mungkin saja aku dan kamu hanya terjebak dalam ketertarikan sesaat